efek

Senin, 28 April 2014

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI MASALAH KHUSUS




Masalah Khusus

1.   Laba antar perusahaan (intercompany profits)
laba rugi yang timbul sebagai akibat adanya transaksi antar perusahaan tersebut tidak boleh diakui. Dalam hal ini jual beli barang, jasa maupun harta tak bergerak itu dipandang semata-mata sebagai perpindahan pengelolaan saja, dan oleh karenanya tidak ada alasan apapun untuk menaikkan / menurunkan nilai ataupun mengakui timbulnya laba rugi dari barang,jasa maupun harta tak bergerak yang bersangkutan, kecuali apabila barang, jasa maupun harta tak bergerak itu oleh pihak  yang  membeli telah  dijual kembali kepada pihak lain diluar hubungan afiliasinya.
Didalam laba antar perusahaan dibagi 2, yaitu :

1)   Laba atas sediaan

a.  Penjualan oleh Induk

·            Penguasaan 100%

·            Penguasaan <100%

b.  Penjualan oleh Anak

·            Penguasaan 100%

·            Penguasaan <100%

2.   Obligasi Antar Perusahaan (intercompany bond holdings)
transaksi jual beli baik berupa barang-barang dagangan, jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas produksi lainnya, maka sangat dimungkinkan terjadinya pemilikan (surat hutang ) obligasi dari suatu perusahaan oleh perusahaan lain didalam lingkungan perusahaan yang berafiliasi. Didalam neraca yang di konsolidasikan hutang-piutang tersebut hasrus dieliminasikan, sehingga hanya obligasi- obligasi  yang  dimiliki  oleh  pihak-pihak  diluar  perusahaan  yg  berafiliasi dilaporkan sebagai Hutang Obligasi´.

Harus diperhatikan adanya perbedaan nilai buku hutang obligasi pada buku-buku perusahaan yang mengeluarkannya dengan saldo rekening Investasi obligasi . Pada masalah obligasi antar perusahaan, metode pencatatannya hanya dibedakan berdasar pada :
1) Penjualan oleh Induk

2)   Penjualan oleh Anak

Penjualan oleh Induk

Induk mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu 10 tahun. Anak membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.
TAHUN I

Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi Obligasi

9.400

9.400





Kredit :






Utang Obligasi
100.000

10.000



Diskonto

Obligasi
(8.000)


800


LYD Induk


200




















Ket :   Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400. Amortisasi diskonto obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10 tahun). Perubahan LYD Induk Rp. 200 (Rp. 10.000 Rp. 9.400 Rp. 800)


1.      Saham prefferen dan saham biasa anak (subsidiaries with preffered and common stock)
ada beberapa jenis modal saham prioritas dilihat dari segi hak-hak penyertaannya Sifat saham prefferen adalah:
·        Tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi (TKTB), dimana klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya. saldo defisit seluruhnya menjadi tanggungan para pemegang saham biasa pula.
·         Kumulatif dan tidak berpartisipasi (KTB), klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya, dan mempunyai hak atas deviden. maka hak atas dividen harus diperhitungkan dulu dari saldo laba yang ditahan, baru kemudian sisanya dianggap sebagai haknya para pemegang saham biasa.
·        Tidak kumulatif dan berpartisipasi penuh (TKB), dimana hak atas deviden hanya apabila perusahaan mengalami laba saja. hak dividen (bagian laba) hanya diperoleh apabila perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika menderita rugi perusahaan tidak mempunyai hak atas dividen dalam tahun buku yang  bersangkutan.
·       Kumulatif dan berpartisipasi penuh (KB), mencakup hak atas kekayaan bersih dan laba. Memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih dan juga hak atas laba (dividen) yang kumulatif serta mempunyai hak atas partisipasinya di dalam jumlah modal yang ditetapkan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) terhadap sisa laba jika ada.


Misal :
 Struktur modal anak adalah sebagai berikut :
    6% saham preferen, 5.000 lembar @ Rp. 10         Rp.   50.000

    Saham biasa, 10.000 lembar @ Rp. 10                 Rp. 100.000
    Agio saham biasa                                                  Rp.     5.000
    Laba yang ditahan                                               Rp.   45.000

Jumlah :             Rp. 200.000



Tidak kumulatif tidak berpartisipasi (TKTB)


Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
               150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan
-
45.000
                 45.000
Jumlah :
50.000
150.000
           200.000


Kumulatif tidak berpartisipasi (KTB)


Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
                150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan

6% x Rp. 50.000


3.000


42.000
45.000
Jumlah :
53.000
147.000
200.000










Tidak kumulatif berpartisipasi penuh (TKB)


Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
                  50.000
                 100.000
                 150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan

5/15 x Rp. 45.000

10/15 x Rp. 45.000


                   15.000


                 



                         30.000
                
                   45.000
Jumlah :
               65.000
               135.000
              200.000


Kumulatif  berpartisipasi penuh (KB)


Saham Preferen
Saham Biasa
Jumlah
Nominal Saham
50.000
100.000
150.000
Agio Saham
-
5.000
5.000
Laba yang Ditahan

6% x Rp. 50.000

Sisa :

5/15 x Rp. 42.000

10/15 x Rp. 42.000


3.000



14.000











28.000
45.000
Jumlah :
67.000
133.000
200.000




1.     Deviden saham anak (stock deviden by subsidiary)
Apabila saham bonus dibagikan oleh perusahaan anak, maka pada perusahaan anak terjadi perubahan posisi modalnya, karena hal ini berarti terjadi perubahan status dari sebagian saldo laba yang ditahan menjadi modal statutair. Namun demikian dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham lainnya pembagian bonus saham ini tidak mempengaruhi proporsi pemilikannya, kecuali terhadap adanya tambahan jumlah lembar saham yangn dimilikinya.
oleh sebab itu perusahaan induk sebagai pemegang saham lainnya tidak perlu mengakui adanya penghasilan yang timbul dan kenaikan  nilai investasinya sebagai akibat dari saham-saham  yang  diterima kemudian sebagai deviden tersebut. Akan tetapi cukup membuat catatan memo tentang bertambahnya jumlah lembar saham yang dimiliki.
Misal :

Induk membeli 400 lembar saham anak dengan kurs 175%. Posisi modal anak adalah sebagai berikut :
Modal Saham 500 lembar @ Rp. 100            Rp. 50.000

Laba yang Ditahan                                        Rp. 27.500

Pada tahun tersebut, anak memperoleh laba Rp. 12.500 dan membagikan bonus 50% dari modal yang telah beredar.
Metode Harga Perolehan ( Cost Method)

Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak ada penghasilan apapun yang harus di akui dari bonus saham yang dibagikan dilain pihak nilai investasi juga tidak berubah meskipun dalam hal ini diterima saham yang sama sebanyka 200 lembar (50% x 400 lembar ). Hal ini sesuai kenyataan , disamping tidak ada pengorbanan yang terjadi untuk 200 lembar saham yang diterima kemudian ini, juga tambahan 200 lembar.
Saham yang diterima sekarang dimiliki itu sam seklai tidak mempengaruhi besarnya bagian pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anaknya

Daftar Lajur Sesaat Setelah Pembelian Saham



Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi saham-saham

Anak
70.000





Elim 80% Modal saham



40.000


Elim 80% LYD



22.000


Selisih        lebih        harga

perolehan diatas nilai buku saham



8000



















Kredit :






Modal saham Anak elim 80

%

50.000




Hak pemegang saham


40.000



minoritas 20%





10.000
LYD Anak elim 80%

27.500




Hak pemegang saham


22.000



minoritas 20%





5.500










maka apabila setelah terjadi pembagian saham bonus ini disusun neraca konsolidasi. Eliminasi hak-hak pemilikan dari perusahaan induk diatur sebagi berikut :
1. Eliminasi    terhadap    modal   saham,    dipakai   titik    tolak    dari   posisi terakhir(setelah pembagian bonus saham ) sebesar presentase pemilikan nya.
2.  Eliminasi terhadap saldo Laba Yang Ditahan bertitik tolak dari saldo Laba Yang  Ditahan     pada  saat  /tanggal  terjadinya  pembelian  saham -saham dikurangi   dengan   jumlah   yang   di   kapitalisasi  sebagai  modal  saham (statutair).
Atas dasar ketentuan  tersebut  diatas maka  bentuk daftar lajur penyususnan neraca konsolidasi , menurut harga perolehan akan nampak sebagai berikut :
 

Metode Harga Perolehan (Cost Method )

Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi saham-saham

Anak
70.000





Elim 80% Modal saham



60.000


Elim 80% LYD



2.000


Selisih        lebih        harga

perolehan diatas nilai buku saham




8000







Kredit :






Modal saham Anak elim 80 %

75.000




Elim 80% Anak


60.000



Hak        pemegang       saham

minoritas 20%





15.000
LYD Anak elim 80%

15.000




Elim 80%


2.000



Hak minoritas 20%





3000
Kenaikan saldo LYD Induk





10.000



Metode Equity
Apabila metode equity dipakai , maka rekening investasi saham perusahaan anak  harus di debit sebesar Rp 10.000 (80% x 12.500) sebagi pengakuan   terhadap bagian atas laba yang diperoleh Anak dengan rekening lawan kredit pada Rugi- Laba Anak ( Laba Yang Ditahan).
Dengan demikian apabila setelagh terjadi pembagian bonus saham kemudian disusun neraca konsolidasi, eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak didalam daftar lajur dilakukan seperti biasa dalam metode equity.
Adapun bentuk daftar lajur penyususnan neraca konsolidasi yang disusun dengan berdasarkan pada contoh sebagi berikut :
Keterangan
Induk
Anak
Eliminasi
Neraca Konsolidasi
Debet :






Investasi saham-saham

Anak
80.000





Elim 80% Modal saham



60.000


Elim 80% LYD



12.000


Selisih HP diatas nilai NB




8000











Kredit :






LYD Induk





10.000
Modal saham Anak elim 80 %

75.000




Elim 80%


60.000



Hak minoritas 20%





15.000
LYD Anak

15.000




Elim 80%


12.000



Hak minoritas 20%





3000









Metode Equity
Metode Cost
Jurnalnya adalah :

Investasi pada anak     Rp. 10.000

Laba/rugi                             Rp. 10.000 (bagian induk Rp. 12.500 x 80% penguasaan)


Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari

400 menjadi 600 lembar hanya dicatat didalam suatu memo.
Jurnalnya adalah :



Tidak ada jurnal





Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400 menjadi 600 lembar hanya dicatat didalam suatu memo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar