Masalah Khusus
1. Laba antar perusahaan (intercompany profits)
laba rugi yang timbul sebagai akibat adanya
transaksi antar perusahaan tersebut
tidak
boleh diakui. Dalam hal ini jual beli barang, jasa maupun harta tak bergerak itu dipandang semata-mata sebagai perpindahan pengelolaan saja, dan oleh karenanya tidak ada
alasan apapun untuk menaikkan / menurunkan nilai
ataupun mengakui timbulnya laba rugi dari barang,jasa maupun harta tak bergerak yang
bersangkutan, kecuali apabila barang, jasa maupun harta tak bergerak itu
oleh pihak
yang membeli telah dijual kembali kepada pihak lain diluar hubungan afiliasinya.
Didalam laba
antar perusahaan dibagi 2, yaitu :
1) Laba
atas
sediaan
a. Penjualan oleh Induk
·
Penguasaan 100%
·
Penguasaan <100%
b. Penjualan oleh Anak
·
Penguasaan 100%
·
Penguasaan <100%
2.
Obligasi Antar Perusahaan (intercompany bond holdings)
transaksi jual beli baik berupa
barang-barang dagangan, jasa-jasa
maupun fasilitas-fasilitas
produksi lainnya, maka sangat dimungkinkan terjadinya
pemilikan (surat hutang ) obligasi dari suatu
perusahaan oleh perusahaan lain didalam lingkungan perusahaan yang berafiliasi. Didalam neraca
yang
di konsolidasikan hutang-piutang tersebut hasrus dieliminasikan, sehingga
hanya
obligasi-
obligasi yang
dimiliki oleh
pihak-pihak
diluar perusahaan
yg berafiliasi dilaporkan sebagai “Hutang Obligasi´.
Harus diperhatikan adanya perbedaan nilai buku hutang obligasi
pada
buku-buku perusahaan yang mengeluarkannya dengan saldo
rekening “Investasi obligasi “. Pada masalah obligasi antar perusahaan, metode pencatatannya hanya dibedakan
berdasar pada
:
1) Penjualan oleh Induk
2)
Penjualan oleh Anak
Penjualan oleh Induk
Induk mengeluarkan obligasi 1.000 lembar @ Rp. 100, jangka waktu
10 tahun. Anak membeli 100 lembar dengan harga Rp. 9.400.
TAHUN I
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
||
Debet :
|
||||||
Investasi Obligasi
|
9.400
|
9.400
|
Kredit :
|
||||||
Utang Obligasi
|
100.000
|
10.000
|
||||
Diskonto
Obligasi
|
(8.000)
|
800
|
||||
LYD Induk
|
200
|
|||||
Ket : Utang obligasi dari 100.000, dijual sebesar Rp. 10.000 dengan harga Rp. 9.400. Amortisasi diskonto obligasi Rp. 800 (Rp. 8.000/10
tahun). Perubahan LYD
Induk
Rp.
200 (Rp. 10.000 – Rp. 9.400 – Rp. 800)
1. Saham prefferen dan saham biasa anak (subsidiaries with preffered and common stock)
ada beberapa jenis modal saham prioritas
dilihat dari segi hak-hak
penyertaannya
Sifat saham prefferen adalah:
·
Tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi (TKTB), dimana klaim terhadap
kekayaan bersih perusahaan sebatas nominalnya. saldo defisit seluruhnya menjadi
tanggungan para
pemegang saham biasa pula.
·
Kumulatif dan tidak berpartisipasi (KTB), klaim terhadap kekayaan bersih
perusahaan sebatas nominalnya, dan mempunyai hak atas deviden. maka hak atas dividen harus diperhitungkan dulu dari saldo laba yang
ditahan, baru
kemudian sisanya dianggap sebagai haknya para pemegang saham biasa.
·
Tidak kumulatif dan berpartisipasi penuh (TKB), dimana hak atas deviden
hanya
apabila perusahaan mengalami laba saja. hak dividen
(bagian laba) hanya diperoleh apabila
perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika
menderita rugi perusahaan tidak
mempunyai hak atas dividen dalam tahun buku yang bersangkutan.
· Kumulatif dan berpartisipasi penuh (KB), mencakup hak
atas
kekayaan bersih dan laba. Memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih dan juga hak atas laba (dividen)
yang
kumulatif serta mempunyai hak atas partisipasinya di dalam jumlah modal
yang
ditetapkan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) terhadap sisa laba jika ada.
Misal :
Struktur modal anak adalah sebagai berikut :
6% saham preferen, 5.000
lembar @ Rp. 10
Rp. 50.000
Saham biasa, 10.000 lembar @ Rp. 10 Rp. 100.000
Agio saham biasa Rp. 5.000
Laba yang ditahan Rp. 45.000
Jumlah : Rp. 200.000
Tidak kumulatif tidak berpartisipasi (TKTB)
Saham Preferen
|
Saham Biasa
|
Jumlah
|
|
Nominal Saham
|
50.000
|
100.000
|
150.000
|
Agio Saham
|
-
|
5.000
|
5.000
|
Laba yang Ditahan
|
-
|
45.000
|
45.000
|
Jumlah :
|
50.000
|
150.000
|
200.000
|
Kumulatif tidak berpartisipasi (KTB)
Saham Preferen
|
Saham Biasa
|
Jumlah
|
|
Nominal Saham
|
50.000
|
100.000
|
150.000
|
Agio Saham
|
-
|
5.000
|
5.000
|
Laba yang Ditahan
6% x Rp. 50.000
|
3.000
|
42.000
|
45.000
|
Jumlah :
|
53.000
|
147.000
|
200.000
|
Tidak kumulatif berpartisipasi penuh (TKB)
Saham Preferen
|
Saham Biasa
|
Jumlah
|
|
Nominal Saham
|
50.000
|
100.000
|
150.000
|
Agio Saham
|
-
|
5.000
|
5.000
|
Laba yang Ditahan
5/15 x Rp. 45.000
10/15 x Rp. 45.000
|
15.000
|
30.000
|
45.000
|
Jumlah :
|
65.000
|
135.000
|
200.000
|
Kumulatif
berpartisipasi penuh (KB)
Saham Preferen
|
Saham Biasa
|
Jumlah
|
|
Nominal Saham
|
50.000
|
100.000
|
150.000
|
Agio Saham
|
-
|
5.000
|
5.000
|
Laba yang Ditahan
6% x Rp. 50.000
Sisa :
5/15 x Rp. 42.000
10/15 x Rp. 42.000
|
3.000
14.000
|
28.000
|
45.000
|
Jumlah :
|
67.000
|
133.000
|
200.000
|
1. Deviden saham anak
(stock deviden by subsidiary)
Apabila saham bonus dibagikan oleh perusahaan anak, maka pada perusahaan
anak
terjadi perubahan posisi modalnya, karena hal
ini berarti terjadi perubahan status
dari sebagian saldo laba yang ditahan menjadi modal statutair. Namun demikian dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham lainnya pembagian bonus
saham ini tidak mempengaruhi proporsi pemilikannya, kecuali terhadap
adanya
tambahan jumlah
lembar saham yangn dimilikinya.
oleh sebab itu perusahaan induk sebagai pemegang saham lainnya tidak perlu mengakui
adanya penghasilan yang timbul dan kenaikan
nilai investasinya sebagai akibat dari
saham-saham
yang diterima kemudian sebagai deviden tersebut. Akan tetapi cukup membuat catatan memo tentang bertambahnya jumlah lembar saham yang dimiliki.
Misal :
Induk membeli 400 lembar saham anak dengan kurs 175%. Posisi modal anak adalah sebagai berikut :
Modal Saham 500 lembar @ Rp. 100 Rp. 50.000
Laba yang Ditahan Rp. 27.500
Pada tahun tersebut, anak memperoleh laba Rp. 12.500 dan membagikan bonus 50% dari modal yang telah beredar.
Metode Harga Perolehan
( Cost Method)
Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak ada
penghasilan apapun yang harus di akui dari bonus
saham yang dibagikan dilain pihak nilai investasi juga
tidak berubah meskipun dalam hal ini diterima saham yang sama sebanyka 200
lembar (50% x 400 lembar ). Hal ini sesuai kenyataan , disamping tidak
ada pengorbanan yang
terjadi untuk 200
lembar saham yang diterima
kemudian ini, juga tambahan 200 lembar.
Saham yang diterima sekarang dimiliki itu sam seklai tidak mempengaruhi besarnya bagian pemilikan perusahaan induk
pada perusahaan anaknya
Daftar Lajur Sesaat Setelah Pembelian Saham
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
||
Debet :
|
||||||
Investasi saham-saham
Anak
|
70.000
|
|||||
Elim 80% Modal saham
|
40.000
|
|||||
Elim 80% LYD
|
22.000
|
|||||
Selisih lebih harga
perolehan diatas nilai buku
saham
|
8000
|
|||||
Kredit :
|
||||||
Modal saham Anak elim 80
%
|
50.000
|
|||||
Hak pemegang saham
|
40.000
|
|||||
minoritas 20%
|
10.000
|
|||||
LYD Anak elim 80%
|
27.500
|
|||||
Hak pemegang saham
|
22.000
|
|||||
minoritas 20%
|
5.500
|
|||||
maka apabila setelah terjadi pembagian
saham bonus ini disusun neraca konsolidasi. Eliminasi hak-hak pemilikan dari
perusahaan induk diatur sebagi berikut :
1. Eliminasi
terhadap modal saham, dipakai titik
tolak dari posisi
terakhir(setelah pembagian bonus saham ) sebesar presentase pemilikan nya.
2. Eliminasi terhadap saldo Laba Yang Ditahan bertitik tolak dari saldo Laba Yang Ditahan pada
saat /tanggal
terjadinya pembelian
saham -saham
dikurangi dengan jumlah yang di
kapitalisasi sebagai
modal saham (statutair).
Atas dasar ketentuan tersebut diatas maka bentuk daftar lajur penyususnan neraca
konsolidasi , menurut harga perolehan akan nampak
sebagai berikut :
Metode Harga Perolehan (Cost Method )
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
||
Debet :
|
||||||
Investasi saham-saham
Anak
|
70.000
|
|||||
Elim 80% Modal saham
|
60.000
|
|||||
Elim 80% LYD
|
2.000
|
|||||
Selisih lebih harga
perolehan diatas nilai buku
saham
|
8000
|
|||||
Kredit :
|
||||||
Modal saham Anak elim 80 %
|
75.000
|
|||||
Elim 80% Anak
|
60.000
|
|||||
Hak pemegang
saham
minoritas 20%
|
15.000
|
|||||
LYD Anak elim 80%
|
15.000
|
|||||
Elim 80%
|
2.000
|
|||||
Hak minoritas 20%
|
3000
|
|||||
Kenaikan saldo LYD Induk
|
10.000
|
Metode
Equity
Apabila metode equity dipakai , maka rekening investasi saham perusahaan anak harus di debit sebesar Rp 10.000 (80% x 12.500) sebagi pengakuan terhadap bagian atas laba yang diperoleh Anak
dengan rekening lawan kredit pada
Rugi- Laba
Anak ( Laba Yang Ditahan).
Dengan demikian apabila setelagh terjadi pembagian bonus
saham kemudian
disusun neraca konsolidasi, eliminasi terhadap
hak-hak
pemilikan pada perusahaan anak
didalam daftar lajur dilakukan seperti biasa dalam metode equity.
Adapun bentuk daftar lajur penyususnan neraca konsolidasi yang disusun
dengan
berdasarkan pada contoh sebagi berikut :
Keterangan
|
Induk
|
Anak
|
Eliminasi
|
Neraca Konsolidasi
|
||
Debet :
|
||||||
Investasi saham-saham
Anak
|
80.000
|
|||||
Elim 80% Modal saham
|
60.000
|
|||||
Elim 80% LYD
|
12.000
|
|||||
Selisih HP diatas nilai NB
|
8000
|
|||||
Kredit :
|
||||||
LYD Induk
|
10.000
|
|||||
Modal saham Anak elim 80 %
|
75.000
|
|||||
Elim 80%
|
60.000
|
|||||
Hak minoritas 20%
|
15.000
|
|||||
LYD Anak
|
15.000
|
|||||
Elim 80%
|
12.000
|
|||||
Hak minoritas 20%
|
3000
|
|||||
Metode Equity
|
Metode Cost
|
Jurnalnya
adalah :
Investasi pada
anak Rp. 10.000
Laba/rugi Rp. 10.000 (bagian induk
Rp.
12.500 x 80% penguasaan)
Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari
400 menjadi 600 lembar hanya dicatat didalam
suatu memo.
|
Jurnalnya adalah :
Tidak ada jurnal
Sedangkan deviden saham (stock deviden) dari 400
menjadi 600
lembar hanya dicatat didalam suatu memo.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar