efek

Senin, 21 April 2014

Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada PT Gudang Garam Tbk.






A.      Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi

Current Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Current Ratio =
 (Rp. 15.027.032/ Rp 7.697.918) x 100% = 1,95%





Current Ratio =
(Rp 17.955.845/ Rp 9.437.259) x 100%  = 1,9%
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Pada laporan keuangan diatas terjadi penurunan current ratio dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 0,05%.
 Quick Ratio/Acid Test Ratio
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Quick Ratio =
((Rp.15.027.032-Rp. 11.877.086)/ Rp.7.697.918)) x 100% = 0,40%







Quick Ratio =
((Rp.17.955.845-Rp.14.016.039)/ Rp.9.437.259)) x 100% = 0,41%

Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100%  perusahaan tersebut dianggap kurang baik. Dalam laporan keuangan ini diketahui adanya sedikit peningkatan quick ratio dari 0,40% menjadi 0,41%. Yang berarti perusahaan masih dalam keadaan stabil.

Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Cash Ratio =
 (Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037%

Cash Ratio =
 (Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043%
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar. Dapat dilihat  meningkatnya presentasi cash ratio, yaitu dari 0,037% menjadi 0,043%

Working Capital to Total Assets Ratio
WCTAR = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar / Jumlah Aktiva

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Working Capital to Total Assets Ratio =

(15.027.032-7.697.918)/ 21.878.013 = 0,33%

Working Capital to Total Assets Ratio =

(Rp 17.955.845- Rp 9.437.259)/ Rp 24.904.022 = 0,34%
Likuiditas dari total  aktiva dan posisi modal kerja netto. Setiap Rp 1 assets perusahaan Rp 0,33 untuk tahun 2007 dan 0,34 untuk tahun2008 terdiri dari  modal kerja (aktiva lancar)







B.      Rasio Solvabilitas
Solvabilitas, berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.
Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid  tetapi insolvable
b. Perusahaan  yang likuid  dan solvable
c. Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
d. Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu :
Total Debt to Equity Ratio
Total Debt Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Perputaran Piutang =
(Rp.8.474.564/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,63%


Perputaran Piutang =
(Rp.10.359.076/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,71%

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan hutang.
Rasio di samping sebesar 0,63 % dan 0,71 % untuk tahun 2007 dan 2008. Maka kurang dari 100% maka dari itu perusahaan tidak perlu takut tidak bisa membayar hutangnya.
Total Debt to Assets Ratio
Total Debt Assets Rasio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.8.474.564/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,38%



Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.10.359.076/ Rp.20.904.022) x 100% = 0,49%

Beberapa bagian dari keseluruhan dana yang  dibelanjai dengan utang. Atau Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. 38% untuk 2007 dan 49% untuk 2008, dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang.


C.       Rasio Profitabilitas
profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. :
Gross Profit Margin ( Margain Laba Kotor)
GPM = (Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
GPM =
 (Rp.2.485.648/ Rp.13.419.733) x 100% = 0,18%

GPM =
(Rp.2.427.250/ Rp.15.056.347) x 100% = 0,16%

Laba Bruto per rupiah penjualan. Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,18 tahun 2007 dan 0,16 tahun 2008..
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi/menguntungkan.
Net Profit Margin ( Margain Laba Bersih)
(Laba Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
NPM =
 (Rp.710.565/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,032%
NPM =
(Rp.891.358/ Rp.24.904.022) x 100% = 0,035%

Keuntungan netto per rupiah penjualan. setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan netto sebesar Rp 0,032 % dan 0,035%
Earning Power of Total Invesment
EPTI = (Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
EPTI =
 (Rp.1.084.495/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,08%

EPTI =
(Rp.1.313.392/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,09%


Kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan Aktiva  untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan  Rp 0,08 dan Rp 0,09  untuk semua investor.




Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)
ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%

Tahun 2007
Tahun 2008
Analisa
ROE =
(Rp.710.565/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,3%


ROE =
(Rp. 891.358/Rp. 14.530.132) x 100% = 0,61%

Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan netto Rp 0,3%  dan 0,61%  yang tersedia bagi pemegang saham preferen  dan biasa

6 komentar: