MAKALAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
INDONESIA
“PEREKONOMIAN
INDONESIA DIMASA MENDATANG DAN ANALISA
PERSPEKTIF GLOBAL DAN PEREKONOMIAN DI MASA MENDATANG”
NAMA DOSEN:
IMMIFISKA TARIGAN
NAMA KELOMPOK:
KELAS: 1EB38
NAMA KELOMPOK:
KELAS: 1EB38
-
SANIA
KARAMAN
-
JULISNA
HUTAGALUNG
-
GUSTIANI
PANGESTI
-
NIKEN
PERMATA SARI
-
MARSHA
SALSABILA
-
NADIA
FACHRUNISA
-
DEVYANA
SETYA PRATIWI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1.
Menganalisa Wawasan Perspektif Global
Perekonomian Indonesia
Wawasan perspektif global merupakan
suatu cara pandang, cara tinjau dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari suatu kepentingan global, yaitu dari sisi
kepentingan dunia atau internasional. Dengan perspektif yang semakin mengglobal
kita dapat memahami dunia dan seisinya, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa
dunia yang begitu kompleks dan luas itu dapat menjadi sempit dan sederhana.
Sehingga kita perlu untuk mengkaji lebih dalam pentingnya berwawasan perspektif
global yang erat kaitannya dengan: landasan pendukung kesadaran dan wawasan
global yang diperlukan, bidang kekuatan globalisasi, peningkatan daya saing
dalam globalisasi, pengembangan wawasan
global melalui pendidikan, pengantisipasian arus globalisasi, sampai konsep
inovasi untuk peningkatan wawasan global.
Ciri
& Dampak Globalisasi
Perekonomian Indonesia memiliki
prospek yang sangat menjanjikan. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar
ke-16 di dunia. perekonomian Indonesia jauh lebih stabil dan terdiversifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam
pengelolaan makroekonomi. Perspektif global
yang telah ditinjau saat ini memiliki ciri-ciri masyarakat terbuka,
liberal, pasar bebas, persaingan bebas (kompetisi), demokrasi berkembang. Dalam
perekonomian Indonesia, hukum ekonomi the invisible hand) semakin besar
peranannya dibanding peranan hukum negara à
mekanisme pasar semakin berperan daripada proses administrasi, Sistem ekonomi
mengarah ke keterbukaan, ekspansi kapitalisme internasional, “Hilangnya
batas-batas” negara untuk aktivitas ekonomi. Transaksi ekonomi tidak lagi
dibatasi peraturan pemerintah, contoh : pembelian dengan US $ di Indonesia
tidak bisa dilarang oleh pemerintah. Munculnya komunitas/assosiasi/organisasi
internasional & kerjasama multilateral semacam MEE, OKI, OPEC, mata uang
Euro, pembebasan visa, dsb. Pemerintah cenderung melepas urusan-urusan domestik
masyarakatnya itu (debirokratisasi) Batas negara & kewenangannya tunduk
pada kekuatan teknologi, tatanan ekonomi global, tatanan sosial & politik
internasional. Transaksi ekonomi sudah tidak mungkin diatur lagi secara efektif
oleh negara. Kebijakan pemerintah cenderung pro-pasar.
Mas’oed
(2002) menguraikan :
Persoalan yang muncul berkait dengan
globalisasi ini adalah ketidakstabilan & ketidak-pastian ekonomi-politik
(global disorder dan global instability) – paling tidak sejak tahun 1980-an.
Terdapat
3 kekuatan yang menyebabkannya, yaitu :
Penciptaan
& pengintegrasian ekonomi global di bawah hegemoni kapitalis.
Perubahan
teknologi yang amat cepat
Konsentrasi
kepemilikan uang dan kapital oleh si kaya dan si kuat.
Untuk
lebih memahami masalah globalisasi, maka kita harus:
a. Tertarik
dan menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa dan perubahan pada
masyarakat tingkat lokal, nasional, dan masyarakat global.
b. Aktif
mencari informasi yang berkaitan dengan masalah, peristiwa, kegiatan baik di
tingkat local, nasional, dan global.
c. Mau
menerima setiap perubahan dan pembaharuan sepanjang tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa kita.
d. Peduli
dan mau membantu memecahkan masalah
e. Secara
terus menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, baik melalui pendidikan formal
atau dengan cara-cara nonformal.
Dalam
globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling bersaing, dan
berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita akan kalah dalam persaingan
kalau tidak siap, dan tidak mengantisipasinya sejak awal. Kesiapan kita dalam
bersaing, adalah dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan
Daya Saing dalam Globalisasi
a. Peningkatan
produksi dan mutu produk. Yang dimaksudkan dengan produk disini tidak hanya
dalam pengertian industri, akan tetapi juga dalam pendidikan.
b. Penguasaan
Bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara internasional, bukan saja
sebagai bahasa percakapan, tetapi juga buku sumber ilmu pengetahuan menggunakan
Bahasa Inggris.
c. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Perekonomian
Indonesia dimasa Mendatang Berdasarkan Pola Stuktur Yang Terjadi
Arah perekonomian yang mulai membaik pada
triwulan IV menjadi modal penting bagi perekonomian ke depan. Ekonomi indonesia
saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan pertumbuhan dan
pendapatan nasional yang semakin
meningkat dapat melihat perkembangan dan kemajuan negara Indonesia pada negara
lain. Pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat
berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat
ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat
dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja
perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, situasi ekonomi
Indonesia masa kini dan masa
mendatang, yang telah melonjak maju ke level tertinggi dalam beberapa tahun
ini. Sementara pertumbuhan diperkirakan dulunya menjadi 6,1% pada tahun,
pemerintah menganggap itu telah tumbuh
menjadi 7,2%. (Bank Dunia memperkirakan sebelumnya hanya 6,4% pertumbuhan PDB) ,
jadi masa depan perekonomian Indonesia sangat
cerah,
Selain itu, negara Indonesia memiliki
lembaga yang lebih baik dalam hal memantau pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat
mengatasi distorsi kurang dan ketergantungan lebih besar pada pasar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan diberbagai sektor, Indonesia
saat ini ditengah terjadinya ledakan konsumen seperti yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Sebut saja beberapa diantaranya ; Motor Matic (Skuter), Mobil,
Smartphone, dan produk perawatan kulit dan kesehatan dan semua permintaan kelas
menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang Indonesia kaya baru menghabiskan
uangnya untuk konsumtif. Nama merek besar selalu terlihat di televisi,
papan reklame di jalan-jalan bertebaran. Ketika datang ke komoditas, pertumbuhan
China dan India telah memberikan perangsang kepada ekonomi Indonesia. Lainnya
kebutuhan batubara dan gas sangat tinggi saat ini, sementara seluruh dunia
lapar untuk minyak sawit dari seluruh kebun yang ada di Indonesia.
Dalam jangka
menengah, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi dengan
laju inflasi yang lebih rendah dan postur transaksi berjalan yang lebih sehat.
Namun, prognosa ini sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi berbagai
tantangan struktural yang saat ini masih menyelimuti perekonomian domestik.
Beberapa tantangan tersebut berkaitan dengan permasalahan pada struktur
pembiayaan, struktur produksi domestik, termasuk ketahanan energi dan ketahanan
pangan serta dampaknya terhadap pengelolaan subsidi di APBN, dan ketersediaan
modal dasar pembangunan.
Berbagai langkah
reformasi struktural telah ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia untuk
mengatasi berbagai tantangan struktural tersebut. Bank Indonesia memperkirakan
apabila reformasi struktural dapat berjalan baik, pertumbuhan ekonomi dapat
mencapai 6,5% pada 2018 dengan tingkat inflasi yang menurun sesuai target
jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat. Prospek perekonomian
dalam jangka panjang bahkan dapat lebih tinggi bila berbagai upaya peningkatan
kapabilitas industri dapat berjalan sesuai harapan. Lebih jauh, perekonomi Indonesia
dapat lebih meningkat apabila prakondisi kebijakan untuk mendukung kenaikan
produktivitas dan daya saing di perekonomian domestik juga terpenuhi. Namun,
apabila pelaksanaan kebijakan reformasi struktural tidak berjalan sebagaimana
yang direncanakan, pertumbuhan ekonomi dapat lebih rendah dari perkiraan, dan
diikuti inflasi yang lebih tinggi dan perbaikan defisit transaksi berjalan yang
lebih terbatas
Faktor Yang
Mempengaruh Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan
dalam pengelolaan perekonomian, dimana
para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas
dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan
modal.
Disamping itu, akses untuk
mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha
besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan
internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin
meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan – kemungkinan pertumbuhan ekonomi
yang kurang membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar
negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya
memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan,
faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal
dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Solusi
untuk mengatasinya :
a. Meningkatkan
kesadaran dari masing-masing orang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah ini. Pemerintah harus mendukung dengan diadakannya beasiswa bagi
anak-anak yang lebih beruntung agar dapat menciptakan SDM yang berkualitas.
b. Tingkat kesadaran orang tua
sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dimana mereka harus sadar agar
anaknya nanti hidup layak sehat, pemerintah
memberikan pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu.
c. Pemerintah seharusnya
memperhatikan kehidupan masyarakat diperdesaan agar dapat lebih maju.
d. Cara mengatasinya melalui
peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
e. Pemerintah menghadapi
krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan
cadangan devisa yang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai
tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang
terkendali.
f. Masalah likuiditas daripada
bank tersebut pemerintah membantu dengan memberikan bantuan.
g. Pemerintah harus
memperbaiki kualitas barang dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan
barang impor.
3.
Analisis Perekonomian Indonesia dimasa Mendatang
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, C.
Harinowo, berpendapat masa depan perekonomian Indonesia mulai sangat cerah. Ini ditandai dengan analisis
ekonomi pada kuartal I yang semakin baik, dengan penjualan berbagai perusahaan
dan daya beli yang mengalami pertumbuhan tajam terutama pada Januari-Februari
."Pada kuartal I perekonomian akan lebih baik daripada perkiraan
banyak pihak, penjualan berbagai perusahaan bertumbuh signifikan dan
mudah-mudahan sampai Maret juga," kata Harinowo, di Jakarta, Senin,
dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia di Gedung Bank Indonesia Jakarta.Menurut dia,
dengan potensi yang ada tersebut, maka prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia
berpotensi meningkat tinggi, didukung dengan prediksi dari BI tentang
pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,2 persen pada 2008.
Dengan pertumbuhan ekonomi nominal 15 persen, maka Produk
Domestik Bruto (PDB) nominal akan mencapai Rp6.000 triliun. Jadi masa depan
perekonomian Indonesia sangat cerah, katanya.Ia mengatakan, konsumsi dan
investasi akan mendorong perekonomian domestik dengan pengembangan sumber daya
alam yang ada akan mendorong ekspor yang lebih besar.Oleh karena itu, bila
selama ini banyak pihak berpendapat telah terjadi
"de-coupling" (pemisahan) sektor finansial dan sektor riil di
Indonesia, maka Harinowo justru menilai "de-coupling" saat
ini hanya tinggal mitos belaka.Menurut dia, perkembangan ekonomi di Tanah Air
terbangun dengan baik sekali, terlebih
yang menjadi tahun yang sangat baik untuk perekonomian
Indonesia."Sektor riil bergerak cukup kencang didukung kondisi moneter
yang stabil dan perkembangan perbankan serta pasar modal yang juga
menggembirakan," katanya.Dengan perkembangan tersebut, maka landasan
perekonomian Indonesia terbangun lebih kuat, terutama untuk tahun-tahun
mendatang.Terlebih hingga kini perkembangan moneter menghasilkan stabilitas
perekonomian yang sehat, di mana perbankan tumbuh signifikan dengan dana naik
17,6 persen, , sedangkan kredit meningkat 25,5 persen.Sementara itu, PDB
nominal mencapai Rp3.957 triliun dengan pertumbuhan ekonomi riil 6,23 persen
dan diperkirakan akanterus meningkat. Pendapataan per kapita $1.946Jumlah
penduduk Indonesia 225 juta pada , pendapatan per kapita mencapai 1.946 dolar
AS,dengan 10 persen dari penduduk atau 22,5 juta mempunyai pendapatan per
kapita 6.000 dolar AS.Padahal sebelum krisis moneter pendapatan per kapita
hanya sebesar 1.100 dolar AS."PDB sebesar itu menjadi landasan yang
kuat untuk kemajuan ekonomi di tahun-tahun mendatang," katanya.PDB
nominal yang terus meningkat sejak di atas 15 persen berarti pertumbuhan ekonomi
semakin sehat.Menurut Harinowo, motor penggerak utama keberhasilan tersebut
terletak pada dua hal, yaitu jumlah penduduk dan sumber daya alam di Tanah Air.
Dengan jumlah penduduk yang besar dan mempunyai daya beli tinggi maka maka
perekonomian akan menjadi semakin kuat.Ia mencontohkan sejumlah sektor seperti
ritail, konsumer produk, tekstil, garmen, elektronik, otomotif, dan
non-tradables sangat berpotensi bila didorong jumlah penduduk yang besar
SUMBER :
3. .Mas’oed, M.
Mochtar, (2002), Tantangan Internasional dan Keterbatasan Nasional :
Analisis Ekonomi-Politik tentang Globalisasi Neo-Liberal., Pidato
Pengukuhan Guru Besar pada FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 19
Oktober 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar